............. Kinerja Pemerintah Kota Surabaya yang dipimpin Wali Kota Bambang
Dwi Hartono dalam penanganan lingkungan dinilai masih rendah. Hal itu
antara lain terlihat dari masih sedikitnya perusahaan di Surabaya
yang memiliki instalasi pengolah air limbah. Kalaupun ada,
pengoperasiannya tidak terpantau
Penilaian tersebut dikemukakan oleh Direktur Eksekutif Lembaga
Kajian dan Konservasi Lahan Basah Prigi Arisandi dan pakar hukum
lingkungan Universitas Airlangga, Suparto Wijoyo, Jumat (20/4),
menanggapi laporan pertanggungjawaban Bambang DH yang dibacakan di
depan DPRD Surabaya, Selasa (17/4).
Dalam laporannya, Bambang menyebutkan terdapat 539 unit industri
di Surabaya yang terdiri atas 286 industri kecil, 244 industri
menengah, dan 9 industri besar. Dari jumlah itu, 137 perusahaan telah
memiliki IPAL pada rentang 2002-2005.
Target Pemkot Surabaya tahun 2006 adalah menambah dua perusahaan
yang memiliki IPAL. Karena sampai tahun 2006 jumlah perusahaan yang
memiliki IPAL mencapai 140, maka kinerja pada tahun 2006 dinilai telah
melebihi target..... (KOMPAS,Sabtu, 21 Apr 2007 Hal: 3 Penulis: INA)
ini adaalah salah satu kerumitan kota surabaya yang perlu diperhatikan.di satu sisi perekonomian harus terus berjalan demi kelangsungan hidup warga Surabaya,sedangkan sisi yang lain tak ingin menjadi imbas perekonomian Surabaya.
Saya masih prihatin banyak perusahaan yang masih belum memiliki pengolahan limbah sendiri,ditambah lagi sikap pemerintah yang tidak maksimal menaggapi permasalahan ini.pemerintah mungkin membutuhkan suatu tindakan tegas dan tepat dalam mengatasi permasalahan ini.saya tak ingin di kota Surabaya akan terjadi peristiwa di buyat yang warganya menerima dampak oleh adanya limbah baik langsung maupun tidak langsung.
Jika pemerintah sedikit berani mungkin target untuk menambah perusahaan yang memiliki izin bisa dinaikkan menjadi tujuh,bahkan sepuluh.dengan terpenuhi target sebelumnya seharusnya menambah target lagi agar pemerintah bisa lebih optimal dalam bekerja
read more...